Reportase Touring Pananjakan
by كُمَنْدَنْ غَسْفَل on Nov.22, 2009, under Liputan Touring
Setelah tarik ulur untuk menentukan schedule, dikarenakan cuaca dan keterbatasan laiinya. Akhirnya provokator tour memutuskan untuk berangkat Jumat malem 22 January 2010 pukul 23:30.
Hari H
Jumat 22 January 2010 dari pagi cuaca Paiton mendung terus, sehingga mengkhawatirkan semua peserta. Jadi – tidak – jadi – tidak. Itu yang bergelayut di pikiran masing-masing. Namun karena kebersamaan yang mendalam sehingga doa masing-masing peserta dikabulkan oleh YME. Jam 20:00 hujan sempat mengguyur perumahan Paiton.
Jam 22:30 provokator telah meng-SMS beberapa kumandan untuk siap-siap,…eee ternyata banyak yang masih siaga alias belum tidur.
Tepat jam 23:00 sesuai jadwal saya berangkat dari pondokan ke rumah kumendan Ucup yang ternyata tidur di Kraksaan. Disusul oleh kumendan Mawardi dan diputuskan menunggu di lapangan sepakbola OHC. Tak lama muncul kumendan Haji Hery Kusmadi yangmampir sejenak dan pamit untuk meneguk vitamin STMJ di pasar Paiton. Dilanjutkan dengan kumendan Sunardi yang katanya salah memilih helm. Beikutnya kumendan Ihwan datang dengan black Tigernya. Tinggal nunggu kumendan Wisnu WinsupraX yang lagi ngepak dan milih baju.
Tepat pukul 23:30 rombongan berangkat ke Kraksaan di Gg. Kenari telah menunggu kumendan Habibie dan calon nyonya (jadian gak ya ??).
Kumendan Habibie dan Mawardi berhenti di ATM BNI Kraksaan untuk ngambil duit dan tak lupa ganti PIN supaya tidak dibobol orang. Saya menunggu di depan ATM BRI ex. Soponyono dan telah muncul kumendan Ucup dengan black Revo-nya.
Di halte pajarakan kita berhenti untuk menjemput fotograper kumendan Syuga yang dijemput oleh bang Haji kumendan Hery Kus dengan XCD 125-nya. Setelah lengkap rombongan berangkat dengan next destination Giant Probolinggo. Diperjalanan temen dari Kumendan Syuga bergabung di Pom Bensin Sampoerna Tanjung, langsung rombongan menuju ke Giant Probolinggo disela-sela riuhnya traffic yang berisi truck gandeng.
Didepan Giant Probolinggo kumendan Benk-Benk telah dengan setia menunggu tapi senyumnya tak pernah lepas meski tlah menunggu lama. Disana ternyata bergabung satu lagi personel dari Emomi yaitu kumendan Fery Suliyastono (?? Maaf kalo salah mas Ferry ), yang ternyata menunggu di Randu Panger.
Diputuskan next pemberhentian adalah Pom Bensi Grati.
Di pom bensin rombongan berhenti sejenak untuk mengisi BBM selain sepeda juga perut kumendan-kumendan perlu diisi. Disini sempat terjadi exercise dikala sepeda kumendan Wisnu WinsupraX kena masalah (gas-e nyanthol !!). Setelah dikeroyok oleh 5 montir yang semua memegang obeng sendiri-sendiri (jadi semua winshiled sekrup dibuka oleh 5 montir….!!). Akhirnya malah solved dengan mengencangkan stelan gas di tiang kemudi. Walahhhh tiwas dibongkar kabeh..!!. Disini kumendan Benk-benk menebar janji dengan seseorang....hehehehe, dan kumendan Mawardi tak sanggup menahan kantuk untuk tidur sejenak.
Diputuskan untuk melanjutkan langsung ke Pananjakan lewat Pasrepan...saya didepan bersama kumendan Benk-benk memimpin dengan 2 personel lain , dan ternyata rombongan dibelakang sempat tercecer. Dibelokan Ngopak ternyata kumendan Benk-benk bablas.....ini tidak sesuai perkiraan dan rencana nih ! Dan ternyata pikiran saya tidak salah, rombongan dibelakang memilih belok di Ngopak..akhirnya kita kebut untuk bertemu di Banyubiru..ternyata malah kita posisinya tertukar. Yang belok di Ngopak telah mendahului rombongan berempat ini.
Rombongan menyatu lagi dan menuju Tosari , perjalanan Pasrepam – Tosari sangat mengasikkan. Belokan-belokan tajam butuh konsentrasi dan stamina mengendarai yang prima apalagi kiri kanan jalan tidak ada lampu penerangan babar blas. Rombongan terdepan diputuskan berhenti karena melihat ada 3 personel yang terlalu jauh tertinggal, setelah menunggu sekian menit ternyata mereka tertinggal karena kumendan Syuga buang air dulu (mungkin karena terlalu ngantuk).
Rolling tour dilanjut dengan memasuki portal Tosari yang dijaga penduduk, dengan 2000 per orang diperbolehkan lewat, tak jauh dari itu kita masuk lagi ke portal resmi Tosari dan dikenai 3000 per orang dan 4500 untuk per speda motornya. Kok banyak bener ya ongkos masuknya.
Kumendan Benk-benk yang memimpin sempet ragu apakah ini jalan yang benar harus dilewati, karena jalan mulai menurun...(lha ke Pananjakan kok malah menurun ??). Mungkin dikarenakan gelap gulita jadi rute ini sempat terlewatkan oleh pakar adventure Jatim kumendan Benk-benk.
Tapi karena naluri adventurenya telah mengalahkan vision dan logikanya maka dia mempercayai naluri-nya..dan ternyata itu benar !! bahwa jalan yang kami tempuh telah sesuai dengan munculnya pasar Tosari yang menandakan perjalanan tinggal beberapa kilometer lagi untuk mendaki bukit Pananjakan. Tangan yang telah terbalut sarung tangan terasa tak kuat menahan gigitan embun dan hawa dingin yang selalu menerjang saat kita rolling. Dinginnya sampai ketulang-tulang, namun itu semua tak menciutkan nyali kumendan-kumendan dalam rollingkali ini.
Pukul 03:30 mleset 20 menit dari schedule, akhirnya tak berapa lama kita telah sampai di bukit Pananjakan, suasana crowded telah nampak dengan di parkir-nya jeep-jeep sampai dipinggir-pinggir jalan keluar area parkir Pananjakan. Kita memberi angin segar bagi kendaraan sepeda kita dengan memarkirnya ditempat yang telah disediakan. Langsung rombongan buyar dewe-dewe di lokasi ViewPoint pananjakan.
Disini matahari yang ditunggu-tunggu tak muncul-muncul, disamping penulis mendapatkan masalah dengan cameranya karena autofocus tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi moment-moment hunting malah disibukkan dengan perbaikan fungsi kamera ..waahhhh miss object cakep-cakep nih.
Kumendan yang lain degan leluasa mengabadikan moment-moment dengan POI masing-masing. Sampai sampai alas tempat duduk yang dibuat dari jas hujan diambil orang nggak tahu…hahahahaha. Nggak papa kumendan Ihwan, lebih baik memberi !!.
Akhirnya kumendan ihwan merogoh lagi koceknya untuk membeli lagi jas hujan baru. Di sini bang Haji Heri Kus sempet kepergok berfoto dengan bintang film dari negeri tirai bambu, sayang penulis tidak diperbolehkan mengupload fotonya. Nanti kena UU kayak mbak Prita Mulyasari. Kumendan Habibie yang membawa pasangannya sempet didaulat untuk berfoto menyiapkan foto persiapan pre-wedding. Persiapan pre-wedding berarti Pre-Pre-Wedding wakakakaka…..
Setelah puas meski sedikit kecewa karena matahari tidak memberikan sunrise yang bagus, kita turun untuk next destination ke Gunung Dinglik.
Diparkiran sempet terkejut dengan harga parkir yang menurut saya luar biasa mahaaalll, yaitu 5000 sekali parkir dengan tanpa disertai karcis parkir. Wahhh ngalah-ngalahin parkir di mal-mal terkenal di Indonesia nih….!!
Lalu dilanjutkan rombongan menyusuri turun pananjakan ke Gunung Dingklik, disini ternyata memang benar kata pakar adventure Jatim kumendan Benk-Benk....pemandangannya ruarrrr biasa. Kita kayak berada di atas awan, bener-bener berdecak kagum akan besarnya dan indahnya ciptaanNya. Kita merasa sebagai debu dan kotoran diatas ciptaanNya yang luar biasa bersih dan indahnya. Alangkah hebatnya Sang Hyang semesta alam ini. Terimakasih Gusti sehingga disisa umurku kau masih memberi kesempatan untuk menikmati sedikit dari berjuta-juta keindahanmu.
Dilanjutkan acara untuk rolling di padang savanah favorite yaitu bukit Teletubies, sempat penulis berhenti di Toilet kawah Bromo untuk menuntaskan yang mau keluar. Namun dikarenakan toiletnya penuh sesak terpaksa diampet , diputuskan untuk dilanjut.
Dipadang bukit Teletubies yang sudah menghijau, kita bernostalgia akan pengalaman touring sebelumnya. Ternyata setelah dihuyur hujan lautan pasir Bromo lebih bersahabat, terbukti dengan tidak adanya personel yang jatuh bangun seperti touring sebelumnya. Dipadang savanah ini peserta semuanya bersuka cita (kalau nggak mau disebut narsis hehehehe ) dengan mencoba mengeksplorasi sisi keceriaan masing-masing dengan berbagai foto-foto-nya.
Banyak juga fotographer-fotographer yang mengekplorasi dan mengadaptasi keahlian-nya masing-masing setelah mendapatkan training fotography.
Dengan berbagai gaya dan suasana canda gurau suka citanya suasana benar-benar segarrrr.
Setelah dirasa cukup bercanda tawa ditengah hijaunya padang savanah lembah/bukit Teletubies, rombongan berankat menuju danau Ranuregulo (??? Sorry bila salah nama) dibalik danau Ranupane.
Perjalanan yang melelahkan sempet membuat perut personel keroncongan, bakso yang rasanya entah kemana terpaksa disikat habis...untung penjualnya gak jadi disikat.
Disini rombongan menunggu kumendan Andri mio semox yang SMS katanya sebentar lagi nyampe. Setelah ditunggu-tunggu di Ranupane gak nongol-nongol akhirnya diputuskan untuk menunggu Andre di Ranuregulo. Disini terpaksa keinginan harus ditunda dan dibatalkan, karena ternyata jalan dipasangi portal yang mengakibatkan Kaisar semok penulis tidak bisa masuk/nyangkut. Jadi kita kembali ke Ranupane dan dilanjutkan untuk ke Senduro sesuai jadwal jam 10:45.
Perjalanan Ranupane – Senduro disertai dengan hujan gerimis yang membuat miris peserta karena jalan yangberkelok-kelok didalam hutan, sehingga beberapa personel dalam hati merasa...ini jalan kok gak habis-habis sih. Ada juga yang berpikiran...ini sepeda kok maunya masuk jurang terus sih...ya maklumlah karena sudah 40 jam personel tidak tidur , jadi gejala insomnia atau kancilen kadang menjalar ke tangan dan kaki, meski pikiran masih sadar.
Akhirnya pemberhentian di Senduro dibatalkan karena masih gerimis dilanjutkan touring langsung ke warung apung Lumajang.
Di warung apung peserta melepas lelah, dan sebagian hunting dan mencari pramuniaga cakep yang dulu sempet melayani touring sebelumnya. Setelah tanya sana tanya sini ehhh ternyata si Doi sudah dipinang orang....nasib deh !
Di warung apung makanan yang disediakan berlimpah ruah, dan terasa lebih sehingga diputuskan untuk beberapa dibungkus dibawa pulang.
Setelah dari warung apung rombongan pulang dengan jadwal mampir dulu di pasar Klakah untuk membeli buah sebagai oleh2 dengan melewati jembatan rusak di Lumajang. Saat masuk lumajang dirasa hujan akan turun, dipemberhentian petugas jaga jembatan, penulis memakai jas hujan , dan bener selewat jembatan langsung hujan deras. Penulis merasa bahwa sepeda Kaisar saya mengalami problem karena lupa penutup karburator tidak dipasang, sehingga hujan deras ada sebagian air yang memaksa masuk. Ujung jas hujan diposisikan menutupi karbu, namun mesin terasa ndut endutan, dan penulis sudah ketir-ketir dan kawatir. Kalau gas rendah pasti mampus nih sepeda dan terpaksa nginep karena bensin kecampur air. Akhirnya ada kumendan Andre yang menyusul dan diputuskan untuk lanjut berdua dengan tidak mampir di Klakah. Sempat melambaikan tangan ke kumendan Wisnu dan wife dengan tanda minta maaf karena sepeda harus konstan gas besar terus. Langsung berdua belok ke arah Kali Bokong, saat Andre dan penulis menyalip truk. Andre sempet ngerem karena ada genangan air dijalan yang tinggi dan panjang, namun penulis gak sempet, karena kalau berhenti pasti ditabrak truk. Sehingga diputuskan menerabas banjir, sampai-sampai air banjir dari depan muncrat menutupi sepeda muka saya. Namun alhamdulilah bisa menerabas banjir dengan selamat. Setelah itu kebocoran karbu semakin parah, dengan bunyi ndut-ndut motor mau mati. Terpaksa masuk terus gigi 2 dengan konstan gas besar terus, yang membuat kumendan Andre keteteran mengejar. Sampai Pajarakan ternyata terang benderang, di perempatan traffic light pajarakan diketawai oran karena masih pakai jas hujan, dan ada yang bilang. Mas udah terang nih...kok jas hujannya dipakai terus. Lha mau gimana lagi, kalau sepeda dimatikan pasti mampus nih...gak bisa distarter lagi..
Akhirnya penulis berhenti di pom bensin pajarakan untuk melepas jas hujan dengan mesinmasih menyala setelah stelan karbu dibesarin (takut mati). Setelah pakai baju biasa, akhirnya mencoba mematikan kendaraan dan mencoba menstarternya.
Sempat panik karena ternyata speda gak mau nyala bener...!!
Akhirnya setelan karbu dibuat full, dan choke dimatiin setelah setelan busi dipendekin. Setelah itu eehhhhhh nyala lagi deh. Selewat jembatan pajarakan telah ditunggu kumendan Andre, berdua ke ATM BCA dan dilanjut sesuai schedule menunggu di depan Diva Kraksaan.
Akhirnya lewat kumendan Mawardi dan kumendan Sunardi dengan kencang, mungkin gak melihat kita yang dipinggir jalan. Trus kumendan Andre terima SMS dari kumendan Wisnu yang mengatakan bahwa dia berhenti di BCA Kraksaan. Tak lama muncul kumendan Wisnu dan wife dan melanjutkan perjalanan pulang ke Paiton dan sempat pamit undur ke kumendan Andre yang pulang ke rumah barunya di Kraksaan.
Dear gaspolers....demikian liputan touring kali ini. Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan dan juga tindakan saya yang melaju duluan dengan kumendan Andre karena trouble (kalau berhenti pasti nginep deh...).
Dan jangan kapok untuk touring berikutnya.....
Salam Gaspol
Agus Hardjanto
Hari H
Jumat 22 January 2010 dari pagi cuaca Paiton mendung terus, sehingga mengkhawatirkan semua peserta. Jadi – tidak – jadi – tidak. Itu yang bergelayut di pikiran masing-masing. Namun karena kebersamaan yang mendalam sehingga doa masing-masing peserta dikabulkan oleh YME. Jam 20:00 hujan sempat mengguyur perumahan Paiton.
Jam 22:30 provokator telah meng-SMS beberapa kumandan untuk siap-siap,…eee ternyata banyak yang masih siaga alias belum tidur.
Tepat jam 23:00 sesuai jadwal saya berangkat dari pondokan ke rumah kumendan Ucup yang ternyata tidur di Kraksaan. Disusul oleh kumendan Mawardi dan diputuskan menunggu di lapangan sepakbola OHC. Tak lama muncul kumendan Haji Hery Kusmadi yangmampir sejenak dan pamit untuk meneguk vitamin STMJ di pasar Paiton. Dilanjutkan dengan kumendan Sunardi yang katanya salah memilih helm. Beikutnya kumendan Ihwan datang dengan black Tigernya. Tinggal nunggu kumendan Wisnu WinsupraX yang lagi ngepak dan milih baju.
Tepat pukul 23:30 rombongan berangkat ke Kraksaan di Gg. Kenari telah menunggu kumendan Habibie dan calon nyonya (jadian gak ya ??).
Kumendan Habibie dan Mawardi berhenti di ATM BNI Kraksaan untuk ngambil duit dan tak lupa ganti PIN supaya tidak dibobol orang. Saya menunggu di depan ATM BRI ex. Soponyono dan telah muncul kumendan Ucup dengan black Revo-nya.
Di halte pajarakan kita berhenti untuk menjemput fotograper kumendan Syuga yang dijemput oleh bang Haji kumendan Hery Kus dengan XCD 125-nya. Setelah lengkap rombongan berangkat dengan next destination Giant Probolinggo. Diperjalanan temen dari Kumendan Syuga bergabung di Pom Bensin Sampoerna Tanjung, langsung rombongan menuju ke Giant Probolinggo disela-sela riuhnya traffic yang berisi truck gandeng.
Didepan Giant Probolinggo kumendan Benk-Benk telah dengan setia menunggu tapi senyumnya tak pernah lepas meski tlah menunggu lama. Disana ternyata bergabung satu lagi personel dari Emomi yaitu kumendan Fery Suliyastono (?? Maaf kalo salah mas Ferry ), yang ternyata menunggu di Randu Panger.
Diputuskan next pemberhentian adalah Pom Bensi Grati.
Di pom bensin rombongan berhenti sejenak untuk mengisi BBM selain sepeda juga perut kumendan-kumendan perlu diisi. Disini sempat terjadi exercise dikala sepeda kumendan Wisnu WinsupraX kena masalah (gas-e nyanthol !!). Setelah dikeroyok oleh 5 montir yang semua memegang obeng sendiri-sendiri (jadi semua winshiled sekrup dibuka oleh 5 montir….!!). Akhirnya malah solved dengan mengencangkan stelan gas di tiang kemudi. Walahhhh tiwas dibongkar kabeh..!!. Disini kumendan Benk-benk menebar janji dengan seseorang....hehehehe, dan kumendan Mawardi tak sanggup menahan kantuk untuk tidur sejenak.
Diputuskan untuk melanjutkan langsung ke Pananjakan lewat Pasrepan...saya didepan bersama kumendan Benk-benk memimpin dengan 2 personel lain , dan ternyata rombongan dibelakang sempat tercecer. Dibelokan Ngopak ternyata kumendan Benk-benk bablas.....ini tidak sesuai perkiraan dan rencana nih ! Dan ternyata pikiran saya tidak salah, rombongan dibelakang memilih belok di Ngopak..akhirnya kita kebut untuk bertemu di Banyubiru..ternyata malah kita posisinya tertukar. Yang belok di Ngopak telah mendahului rombongan berempat ini.
Rombongan menyatu lagi dan menuju Tosari , perjalanan Pasrepam – Tosari sangat mengasikkan. Belokan-belokan tajam butuh konsentrasi dan stamina mengendarai yang prima apalagi kiri kanan jalan tidak ada lampu penerangan babar blas. Rombongan terdepan diputuskan berhenti karena melihat ada 3 personel yang terlalu jauh tertinggal, setelah menunggu sekian menit ternyata mereka tertinggal karena kumendan Syuga buang air dulu (mungkin karena terlalu ngantuk).
Rolling tour dilanjut dengan memasuki portal Tosari yang dijaga penduduk, dengan 2000 per orang diperbolehkan lewat, tak jauh dari itu kita masuk lagi ke portal resmi Tosari dan dikenai 3000 per orang dan 4500 untuk per speda motornya. Kok banyak bener ya ongkos masuknya.
Kumendan Benk-benk yang memimpin sempet ragu apakah ini jalan yang benar harus dilewati, karena jalan mulai menurun...(lha ke Pananjakan kok malah menurun ??). Mungkin dikarenakan gelap gulita jadi rute ini sempat terlewatkan oleh pakar adventure Jatim kumendan Benk-benk.
Tapi karena naluri adventurenya telah mengalahkan vision dan logikanya maka dia mempercayai naluri-nya..dan ternyata itu benar !! bahwa jalan yang kami tempuh telah sesuai dengan munculnya pasar Tosari yang menandakan perjalanan tinggal beberapa kilometer lagi untuk mendaki bukit Pananjakan. Tangan yang telah terbalut sarung tangan terasa tak kuat menahan gigitan embun dan hawa dingin yang selalu menerjang saat kita rolling. Dinginnya sampai ketulang-tulang, namun itu semua tak menciutkan nyali kumendan-kumendan dalam rollingkali ini.
Pukul 03:30 mleset 20 menit dari schedule, akhirnya tak berapa lama kita telah sampai di bukit Pananjakan, suasana crowded telah nampak dengan di parkir-nya jeep-jeep sampai dipinggir-pinggir jalan keluar area parkir Pananjakan. Kita memberi angin segar bagi kendaraan sepeda kita dengan memarkirnya ditempat yang telah disediakan. Langsung rombongan buyar dewe-dewe di lokasi ViewPoint pananjakan.
Disini matahari yang ditunggu-tunggu tak muncul-muncul, disamping penulis mendapatkan masalah dengan cameranya karena autofocus tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi moment-moment hunting malah disibukkan dengan perbaikan fungsi kamera ..waahhhh miss object cakep-cakep nih.
Kumendan yang lain degan leluasa mengabadikan moment-moment dengan POI masing-masing. Sampai sampai alas tempat duduk yang dibuat dari jas hujan diambil orang nggak tahu…hahahahaha. Nggak papa kumendan Ihwan, lebih baik memberi !!.
Akhirnya kumendan ihwan merogoh lagi koceknya untuk membeli lagi jas hujan baru. Di sini bang Haji Heri Kus sempet kepergok berfoto dengan bintang film dari negeri tirai bambu, sayang penulis tidak diperbolehkan mengupload fotonya. Nanti kena UU kayak mbak Prita Mulyasari. Kumendan Habibie yang membawa pasangannya sempet didaulat untuk berfoto menyiapkan foto persiapan pre-wedding. Persiapan pre-wedding berarti Pre-Pre-Wedding wakakakaka…..
Setelah puas meski sedikit kecewa karena matahari tidak memberikan sunrise yang bagus, kita turun untuk next destination ke Gunung Dinglik.
Diparkiran sempet terkejut dengan harga parkir yang menurut saya luar biasa mahaaalll, yaitu 5000 sekali parkir dengan tanpa disertai karcis parkir. Wahhh ngalah-ngalahin parkir di mal-mal terkenal di Indonesia nih….!!
Lalu dilanjutkan rombongan menyusuri turun pananjakan ke Gunung Dingklik, disini ternyata memang benar kata pakar adventure Jatim kumendan Benk-Benk....pemandangannya ruarrrr biasa. Kita kayak berada di atas awan, bener-bener berdecak kagum akan besarnya dan indahnya ciptaanNya. Kita merasa sebagai debu dan kotoran diatas ciptaanNya yang luar biasa bersih dan indahnya. Alangkah hebatnya Sang Hyang semesta alam ini. Terimakasih Gusti sehingga disisa umurku kau masih memberi kesempatan untuk menikmati sedikit dari berjuta-juta keindahanmu.
Dilanjutkan acara untuk rolling di padang savanah favorite yaitu bukit Teletubies, sempat penulis berhenti di Toilet kawah Bromo untuk menuntaskan yang mau keluar. Namun dikarenakan toiletnya penuh sesak terpaksa diampet , diputuskan untuk dilanjut.
Dipadang bukit Teletubies yang sudah menghijau, kita bernostalgia akan pengalaman touring sebelumnya. Ternyata setelah dihuyur hujan lautan pasir Bromo lebih bersahabat, terbukti dengan tidak adanya personel yang jatuh bangun seperti touring sebelumnya. Dipadang savanah ini peserta semuanya bersuka cita (kalau nggak mau disebut narsis hehehehe ) dengan mencoba mengeksplorasi sisi keceriaan masing-masing dengan berbagai foto-foto-nya.
Banyak juga fotographer-fotographer yang mengekplorasi dan mengadaptasi keahlian-nya masing-masing setelah mendapatkan training fotography.
Dengan berbagai gaya dan suasana canda gurau suka citanya suasana benar-benar segarrrr.
Setelah dirasa cukup bercanda tawa ditengah hijaunya padang savanah lembah/bukit Teletubies, rombongan berankat menuju danau Ranuregulo (??? Sorry bila salah nama) dibalik danau Ranupane.
Perjalanan yang melelahkan sempet membuat perut personel keroncongan, bakso yang rasanya entah kemana terpaksa disikat habis...untung penjualnya gak jadi disikat.
Disini rombongan menunggu kumendan Andri mio semox yang SMS katanya sebentar lagi nyampe. Setelah ditunggu-tunggu di Ranupane gak nongol-nongol akhirnya diputuskan untuk menunggu Andre di Ranuregulo. Disini terpaksa keinginan harus ditunda dan dibatalkan, karena ternyata jalan dipasangi portal yang mengakibatkan Kaisar semok penulis tidak bisa masuk/nyangkut. Jadi kita kembali ke Ranupane dan dilanjutkan untuk ke Senduro sesuai jadwal jam 10:45.
Perjalanan Ranupane – Senduro disertai dengan hujan gerimis yang membuat miris peserta karena jalan yangberkelok-kelok didalam hutan, sehingga beberapa personel dalam hati merasa...ini jalan kok gak habis-habis sih. Ada juga yang berpikiran...ini sepeda kok maunya masuk jurang terus sih...ya maklumlah karena sudah 40 jam personel tidak tidur , jadi gejala insomnia atau kancilen kadang menjalar ke tangan dan kaki, meski pikiran masih sadar.
Akhirnya pemberhentian di Senduro dibatalkan karena masih gerimis dilanjutkan touring langsung ke warung apung Lumajang.
Di warung apung peserta melepas lelah, dan sebagian hunting dan mencari pramuniaga cakep yang dulu sempet melayani touring sebelumnya. Setelah tanya sana tanya sini ehhh ternyata si Doi sudah dipinang orang....nasib deh !
Di warung apung makanan yang disediakan berlimpah ruah, dan terasa lebih sehingga diputuskan untuk beberapa dibungkus dibawa pulang.
Setelah dari warung apung rombongan pulang dengan jadwal mampir dulu di pasar Klakah untuk membeli buah sebagai oleh2 dengan melewati jembatan rusak di Lumajang. Saat masuk lumajang dirasa hujan akan turun, dipemberhentian petugas jaga jembatan, penulis memakai jas hujan , dan bener selewat jembatan langsung hujan deras. Penulis merasa bahwa sepeda Kaisar saya mengalami problem karena lupa penutup karburator tidak dipasang, sehingga hujan deras ada sebagian air yang memaksa masuk. Ujung jas hujan diposisikan menutupi karbu, namun mesin terasa ndut endutan, dan penulis sudah ketir-ketir dan kawatir. Kalau gas rendah pasti mampus nih sepeda dan terpaksa nginep karena bensin kecampur air. Akhirnya ada kumendan Andre yang menyusul dan diputuskan untuk lanjut berdua dengan tidak mampir di Klakah. Sempat melambaikan tangan ke kumendan Wisnu dan wife dengan tanda minta maaf karena sepeda harus konstan gas besar terus. Langsung berdua belok ke arah Kali Bokong, saat Andre dan penulis menyalip truk. Andre sempet ngerem karena ada genangan air dijalan yang tinggi dan panjang, namun penulis gak sempet, karena kalau berhenti pasti ditabrak truk. Sehingga diputuskan menerabas banjir, sampai-sampai air banjir dari depan muncrat menutupi sepeda muka saya. Namun alhamdulilah bisa menerabas banjir dengan selamat. Setelah itu kebocoran karbu semakin parah, dengan bunyi ndut-ndut motor mau mati. Terpaksa masuk terus gigi 2 dengan konstan gas besar terus, yang membuat kumendan Andre keteteran mengejar. Sampai Pajarakan ternyata terang benderang, di perempatan traffic light pajarakan diketawai oran karena masih pakai jas hujan, dan ada yang bilang. Mas udah terang nih...kok jas hujannya dipakai terus. Lha mau gimana lagi, kalau sepeda dimatikan pasti mampus nih...gak bisa distarter lagi..
Akhirnya penulis berhenti di pom bensin pajarakan untuk melepas jas hujan dengan mesinmasih menyala setelah stelan karbu dibesarin (takut mati). Setelah pakai baju biasa, akhirnya mencoba mematikan kendaraan dan mencoba menstarternya.
Sempat panik karena ternyata speda gak mau nyala bener...!!
Akhirnya setelan karbu dibuat full, dan choke dimatiin setelah setelan busi dipendekin. Setelah itu eehhhhhh nyala lagi deh. Selewat jembatan pajarakan telah ditunggu kumendan Andre, berdua ke ATM BCA dan dilanjut sesuai schedule menunggu di depan Diva Kraksaan.
Akhirnya lewat kumendan Mawardi dan kumendan Sunardi dengan kencang, mungkin gak melihat kita yang dipinggir jalan. Trus kumendan Andre terima SMS dari kumendan Wisnu yang mengatakan bahwa dia berhenti di BCA Kraksaan. Tak lama muncul kumendan Wisnu dan wife dan melanjutkan perjalanan pulang ke Paiton dan sempat pamit undur ke kumendan Andre yang pulang ke rumah barunya di Kraksaan.
Dear gaspolers....demikian liputan touring kali ini. Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan dan juga tindakan saya yang melaju duluan dengan kumendan Andre karena trouble (kalau berhenti pasti nginep deh...).
Dan jangan kapok untuk touring berikutnya.....
Salam Gaspol
Agus Hardjanto
2 comments
-
happyclick
30 November 2012 pukul 08.04meski aku pas absen di event itu, tapi aku ikut merasakan bagaimana serunya kebersamaan bersama gaspol... :kangen
Blog Archive
gaspol-org@yahoogroups.com
Kontributor
Followers
Labels
- Liputan Touring (3)
- MotoGp (3)
- Official (2)
- Info Balap (1)
- Liputan Kuliner (1)
- Rencana Touring (1)
- Ultah (1)
31 Januari 2010 pukul 22.46
Touring yang bener2 melelahkan.. ngantuk, lemes,luwe, kademen, mripat kunang2,dsb.. numpuk jadi satu but, only one word that I can say; it's so fabulous journey.. this is it!!